Minggu, 18 September 2011

Hikage and the First meeting with Ryousuke

Yuuki-san mengantarku kedepan ruang Direktur dan menyuruhku masuk. Tadinya kukira, Yuuki-san juga bakal masuk nemenin aku gitu, tapi ternyata gak, dia masih ada urusan dengan Angga jadinya dia langsung pergi ketempat Angga. Setelah Yuuki-san pergi dengan Angga, aku masuk keruang direktur sendirian. Agak gugup sihh...soalnya kan direktur orang penting yang punya perusahaan ini dan lagi dia yang mengundangku ke Jepang, dan inii pertama kalinya aku bertemu langsung dengannya. Ukh...pikiranku penuh dengan rasa gugup dan khawatir. Gimana ya orangnya? baik gak ya? kalo nanti aku salah ngomong gimana? uwaaa.... gugup banget! Sampe-sampe tanganku gemetaran. Aku menarik nafas dan menghitung sampai 3, 1...2...3.. Yosh! aku bisa!

"Ano..." kataku sambil membuka pintu. Pak direktur berdiri didepanku dan membelakangiku. "Maaf..permisi.." kataku lagi.
"Hikage." Eh..kayak suara Pak Rey! Aku menoleh kearah suara itu, ternyata beneran Pak Rey! Loh...kenapa dia bisa ada disini juga. Pak Rey berdiri dan menyalamiku sambil berkata, "Selamat,yaa.."
"Selamat datang di perusahaan kami,Hikage." Pak direktur membalik badannya, "Mohon bantuannya ya." katanya lagi sambil tersenyum. Wuaah...kayaknya dia baik deh, syukurlahhh..
"I...iya! Mohon bantuannya selama 6 bulan ini!" kataku sambil menunduk. Pak Direktur juga menunduk dan menyuruhku duduk. Kenapa harus menunduk? Ini salamnya kalo di Jepang, kita harus menunduk untuk mengucapkan terimakasih,permintaan maaf, dan permohonan.
Setelah duduk, kami berbicara cukup lama. Aku terus-terusan ditanya tentang skill-ku dalam bidang desain, cg,dan lain-lain. Sekitar 1 jam setengah kami berbicara, aku dan Pak Rey keluar dari ruangan Pak Direktur setelah menandatangi kontrak kerja selama 6 bulan di Jepang. Selama di Jepang aku akan digaji perbulan dan di biayai untuk sekolah juga disini. Karna statusku sebagai mahasiswi kan masih ada. Jadinya aku tetep harus sekolah disini. Aku akan sekolah di Universitas Tokyo dengan jurusan yang sama yaitu Desain disana.

Kabarnya aku udah didaftarin kesana jadinya tinggal masuk aja kesana. Jadwal kerjaku juga gak bentrok sama jadwal kuliah disini. Semuanya diatur sama Pak Direktur agar aku gak kelibetan ngurusin kuliah dan kerja. Tadinya aku ditawarin buat tinggal di sebuah apartement yang dekat sama kampus dan tempat kerja, tapi aku menolak. Kan gak enak... udah digaji , dibiayain buat sekolah, masa harus dikasih tempat tinggal juga. Aku bilang kalau aku akan tinggal bersama Yuuki-san selama di Jepang. Dan untungnya pak direktur setuju, katanya biar kalo ada apa-apa aku bisa tanya sama Yuuki-san yang udah senior.

"Selama di Jepang kamu harus berjuang! Lakukan yang terbaik yang kamu bisa!" kata Pak Rey menyemangatiku. Aku tersenyum. Pak Rey dan Pak direktur mengantarku keliling perusahaan biar aku gak kagok disini. Sekalian di kasih liat tempat kerjaku selama disini. Tapi sayangnya Pak Rey gak bisa ikutan keliling. Dia harus balik lagi ke Indonesia. Ya Ampunn.....dia masih ada kerjaan tapi disempetin buat mastiin kalo aku sama Angga baik-baik aja sampai di Jepang.

Aku diantar ketempatku bekerja. Di sebuah ruangan yang berisi 3 orang Jepang dengan 4 komputer dan seperangkat peralatan buat desain udah disediain disana. Ruangannya terang dan segar karna ada tanaman didalamnnya walaupun cuma 1 dipojok ruangnya dan juga dingin karna ada 2 AC sekaligus. Soalnya peralatan elektronik itu bisa cepet rusak kalau gak ada AC, makanya ada 2 AC sekaligus disana. Brrr..dinginnyaa..apalagi ini akhir musim dingin.

"Baiklah semuanya.. akan saya kenalkan, ini Hikage Sakura dari Indonesia. Dia akan bekerja disini selama 6 bulan masa percobaan." kata Pak Direktur sambil memperkenalkan aku.
"Namaku Hikage Sakura, dari Indonesia. Salam kenal dan mohon bantuannya." kataku smabil menunduk. Siingg...sepi banget. Mungkin mereka bingung kali yah, kenapa bisa ada orang Indonesia ditempat kerja mereka?
"Salam kenal juga!" seorang wanita berdiri dari tempat duduknya dan menyalamiku, "Selamat datang di perusahaan kami ini, namaku Miyoko Azuza. Mohon bantuannya" katanya sambil tersenyum ramah. "Hey...kalian! Ini ada temen baru kok malah diem aja. Maaf ya Hikage, mereka memang begitu keliatannya gak ramah tapi mereka itu baik kok." kata Miyoko-san. Miyoko-san cantik..dia tinggi langsing, berkulit putih, dan rambutnya pendek hitam bergelombang.
"Baiklah..kalau begitu saya tinggal dulu ya Hikage." kata Pak Direktur sambil pergi meninggalkan ruangan. Ukh...jadi salting gini nihh...

Grek! Ada laki-laki yang mengeser kursinya dan menaruh kakinya diatas kerboard.

"Namaku Kouichi Yumezaki, salam kenal." katanya tanpa melihatku. Ukh....dia orangnya dingin banget. Kouichi cukup keren penampilannya, rambutnya hitam agak kebiruan yang sedikit acak-acakan dan caranya berpakaiannya keren.
"Hoi...hoi! Kouichi! kalau mau kasih salam, yang bener dong!" kata laki-laki disebelahnya. Laki-laki itu berdiri dan menyalamiku. "Maaf ya.. Kouichi memang begitu. Namaku Reysuke Miyamoto, salam kenal" Wuaah.. dia ramah banget. Reysuke orangnya tinggi, kulitnya putih, dan berkacamata dengan bingkai hitam yang cukup tebal, rambutnya hitam pendek dan agak acak-acakan malah membuatnya keliatan keren.
"Iy..iya! Salam kenal dan mohon bantuannya!" kataku formal. Reysuke-san dan Miyoko-san tertawa kecil.
"Sudah.. jangan kaku begitu. Oh iya! Biar akrab, panggil aja aku Miyo-chan! Aku panggil kamu Hika-chan ya?" kata Miyoko-san sambil merangkulku.
"Benar juga.. kalau begitu kamu panggil aku Rey-san." kara Rey-san.
"Iya.. terimakasih Miyo-san, Rey-san...dan ano.."
"Panggil aja Kou-san! Oh iya.. jangan panggil aku pake -san dong. Kan kita seumuran, sama-sama 24 tahun!" kata Miyo-san.
"Ee..tapi aku masih berumur 22 tahun." kataku.
"Woah! Masih muda! Baiklah..kamu boleh memanggilku pake-san." kata Miyo-san.
Kayaknya aku bakal betah deh sini. Semuanya baik banget. Tapi ya.. Kouichi-san masih dingin banget. Wueeh..kayak Angga. Sabar-sabar. Hari pertamaku dimulai dengan perkenalan baik dengan member dan peralatan. Dan aku tahu banyak hal, kalau di Jepang ini peralatan buat CG, Desain,dan lain-lain bener-bener beda sama di Indonesia. Wah...mesti banyak belajar lagi deh.
"Hikage...are you done?" eh..kayak suara Angga. Aku menoleh kearah pintu. Dan melihat Angga tersenyum lebar disana.
"Kyaa!! Angga! Sudah lama ya kita gak ketemu!" Miyo-chan histeris.
"Udah lama ya Angga. Sehat?" kata Reysuke-san. Koucihi yang tadinya diam berjalan mendekati Angga dan menyalaminya. Eeeh...mereka udah saling kenal yaa
"Eh...kenalin, ini Hikage dia ini desainer yang sekarang lagi kupegang. Aku jadi editornya."kata Angga. Yang lainnya menoleh kearahku dengan tatapan kaget.
"Ehhh?! Jadi kamu yang dibilang Angga itu?!" kata Miyo-chan.
"Tung..tunggu! Angga ngomong apa kekalian?" kataku bingung.
"Begini..waktu itu Angga.." kata-kata Reysuke terputus karna Angga mengisyaratkannya untuk diam.
"Nah..kalau begitu kita pulang yuk. Istirahat dulu ya. Baiklah semuanya, kami duluan ya! Je nee." kata Angga sambil mengambil tasku dan mengajaku pulang. Tapiiii aku masih penasaraaan!! Angga emang ngomong apa
kemereka sihh?? >_<

Tanya aja...

Geh! Percuma~ Angga itu mah orangnya gak mau ngasih tau walaupun aku yang minta. Jadinya harus aku sendiri yang nebak apa yang ada didalam pikirannya. Jelek banget sumpah!!
Didepan gerbang, Yuuki-san udah nungguin. Dia tersenyum melihatku. Tadinya kukira masih siang, ternyata udah malem. Wuaahh..jam berapa nih sekarang? Jam di Indonesia sama Jepang beda beberapa jam sih. Jadinya ribet deh, belum lagi sekarang akhir musim dingin jadinya waktu berjalan agak lebih cepat. Dimobil aku ngobrol sama Yuuki-san dan Angga nyetir lagi (kalah sama rayuannya si Yuuki-san lagi). Kami menuju ke rumahnya Yuuki-san di kota Tokyo.
Walaupun udah malem, di Tokyo masih rame loh. Sama kayak Jakarta. Gedung-gedung disekitarnya masih bercahay kelap-kelip cantik banget. Kayak bintang ditengah kota gitu. Di Jepang gak ada loh yang namanya "Pengemis di Lampu Merah", "Banci di Lampu Merah" dan semacamnya kayak yang di Jakarta. Hum..enak deh pokoknya~

Sekitar 1 jam perjalanan akhirnya kami semua sampai dirumah Yuuki-san, rumahnya cukup besar dan tingkat 2, cat rumahnya warna putih dengan pagar coklat didepannya. Pas aku mau turun dari mobil, mataku ditutup pake kain. Gelaaapp~ gak keliatan apa-apa! Aku jalannya dibimbing sama Yuuki-san.
Didalam sebuah ruangan, aku diminta untuk membuka mataku. Saat membukanya aku terkejut. Ternyata Yuuki-san dan Angga menyiapkan pesta kejutan buatku. Di meja dihadapanku ada kue tart coklat dengan strawberry diatasnya. Wuaah~ jadi mereka itu ninggalin aku buat nyiapin beginian toh.

Kami bertiga berpesta, dan untuk pertama kalinya Angga karaoke. Hahaha suaranya lumayan laah.. Selama pesta Yuuki-san memberitahuku kalau dia tinggal bersama adik laki-lakinya. Tapi dia lagi tur keluar kota karna pekerjaannya. Adiknya tinggal di tempatnya karna dia diikuti stalker/ penguntit kalau dia tinggal dirumah keluarganya. Buat menghindari hal itu dia tinggal bersama kakaknya diam-diam.
Selesai pesta, Angga keluar buat beli minuman lagi dan Yuuki-san mau menemani Angga. Tadinya aku mau ikut, tapi gak boleh sama Angga! Katanya, "anak kecil gak boleh keluar malem-malem" Ihhhh kan aku bukan anak kecill! Aku kesel banget!

Aku bosen sendirian, jadinya aku membereskan meja. Aku membawa semua piring kotor ketempat cucian dan membawa kue tart yang masih tersisa kedalam kulkas. Waktu mencuci piring, aku mendengar ada yang masuk kedalam rumah. Angga? apa Yuuki-san ya? Ah..gak mungkin! Mereka baru pergi beberapa menit yang lalu gak mungkin langsung balik. Jangan-jangannn....,pikiranku mulai kacau. Aku berpura-pura tidak mendengar dan memegang tongkat sapu demi keselamatan. Kalau itu pencuri gimana??

Suara langkahnya berat, bukan Angga atau Yuuki-san. Bruk! Suara benda jatuh. Jangan-jangan beneran pencuri lagi?! Aku memegang tongkat ditanganku dengan erat. Begini-begini aku pernah ikutan kendo di Indonesia, jadinya bisa membela diri. Suara itu semakin mendekat kearah dapur. Uhhh...gawaatt!
Aku menganyunkan tongkat ditanganku sambil berteriak,"Jangan bergerak!!"

Seorang laki-laki berdiri dihadapanku sambil mengangkat kedua tangannya. Dia mencurigakan! Dia pakai baju hitam panjang dengan celana jeans biru panjang juga topi tang menutupi rambutnya hingga kekuping. Dia juga memakai kacamata hitam. Aku mendekatkan tongkatku.

"Siapa kau?" kataku.
"A..aku. Aku adiknya pemilik tempat ini." katanya.
"Benarkah?? Kalau begitu lepaskan topi dan kacamatamu itu. Kalau tidak aku akan....eehh" aku terpeleset dan terjatuh. Eh..gak sakit. Aku merasa ada yang memegangiku. Dia memegangku. Kacamatanya lepas dan terjatuh.
"Hampir saja..." katanya ditelingaku. Posisiku saat itu adalah dia memelukku. Kyaa!!! gawaatt! Aku segera melepaskan diriku darinya. Tapi tiba-tiba kakiku terasa sakit dan tidak bisa bergerak. Uhhh...kayaknya keseleo deh.
"Jangan bergerak. Nanti tambah sakit" katanya lagi. Suara ini..kayaknya pernah aku dengar sebelumnya. Tapi dimana? Aku melihat wajahnya dan aku terkejut. Walaupun dia masih memakai topinya tapi aku mengenali wajah itu. Dia adalah seseorang yang aku kagumi sejak SMA sampai sekarang, yang kupikir hanya impian saja bisa bertemu dengannya.
"Gak...gak mungkin. Ya..Yamada Ryousukeee?!!!"

[To be Continue]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar